Tuesday 28 October 2014

Cuplikan Cerita Ramayana (sebuah perspektif dari Sujiwotejo dalam World of Wayang Kompas TV)



Cerita ramayana: sebuah mahakarya yang melegenda ribuan tahun lamanya. Dengan cara penyajiannya, Sujiwo Tejo mampu membangkitkan lagi kerinduan penonton pada kuatnya makna puisi dan jiwa.

Rahwana meyakini bahwa Sinta adalah cintanya. Namun, Sinta telah bertemu Rama dan menjadi istrinya. Rahwana yang cintanya begitu agung menculik Sinta dan menjadikannya sebagai tawanan. Perang pun berkecamuk di antara Rahwana dan Rama. Sinta menyiapkan keris untuk bunuh diri bila sampai disentuh Rahwana, tetapi Rahwana lalu meyakinkannya, "Sinta, tak usah kau sentuh keris itu karena aku hanya akan menyentuhmu bila kau sudah mencintaiku." 

Sekian lama berperang, prajurit dan rakyat Rahwana seluruhnya mati. Dalam kesempatan terakhir, sebelum Rahwana melawan jutaan bala tentara Rama, ia berpamitan pada Sinta. Sinta pun memelas.
Sinta: "Rahwana, minta maaflah pada suamiku tak usah kau berperang karena suamiku adalah sang pemaaf."

Rahwana: Hei Sinta, tidak ada yang salah di dalam cinta. Aku memang salah di dalam sosial, salah di dalam tatanan, karena itulah aku mnta maaf pada suamimu, tetapi bukan minta maaf karena aku mencintaimu. Aku minta maaf karena menculikmu dengan perang.

Sinta: Tapi kau hanya sendiri, prajurit dan rakyatmu sudah mati. Kau bisa mati. Sudahlah kau hentikan perang.

Rahwana: Hei Sinta, dengan segala hormat, prajurit-prajuritku sudah mati, rakyatku sudah mati, kini kau memintaku menghentikan perang, lantas raja macam apa aku?

Rahwana pun pergi ke medan perang, tapi Sinta memegang pundaknya. Rahwana dgn mukanya pun menoleh dan bertanya, "Apakah ini pertanda kau sdh mencintaiku?"

Sinta hanya terdiam dan menitikkan air mata.

Rahwanan pergi berperang dan gugur sebagai kusuma atas cintanya.

Rahwana hanya berucap, "Tuhan, jika cintaku terlarang, mengapa kau bangun megah perasaan ini di dalam sukma."


....Gugur bunga gugur ke samudera

....Gugur cinta ke lautan rindu

No comments:

Post a Comment